Cara Mengatasi GTM pada Bayi
Bunda pasti bingung, ketika
sang anak sudah bisa makan MPASI atau makanan pendamping asi, tapi malah tidak mau
makan, hal ini biasa disebut dengan GTM atau gerakan tutup mulut. GTM biasa
terjadi pada anak-anak sejak usia bayi (6 bulan). Sebenarnya apa itu GTM dan
apa saja penyebabnya? Simak artikel berikut ini!
Masalah GTM Bayi
Bayi yang baru saja
mulai diperkenalkan makanan pendamping ASI memiliki kebutuhan energi dan zat
gizi lainnya yang lebih tinggi dari ketika ia masih dalam masa ASI eksklusif.
Kandungan gizi yang ada di dalam ASI sudah tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhannya.
Oleh karena itu,
penting bagi para bayi untuk mengonsumsi makanan pendamping ASI agar kebutuhan
energi dan zat gizi lain bisa tetap terpenuhi. Lantas, bagaimana jika bayi
melakukan GTM?
Apabila anak mengalami
GTM yang berlangsung lama bisa berdampak menurunkan status gizi, kualitas
kesehatan, dan kualitas tumbuh kembangnya. Anak yang terus melancarkan aksi GTM
bisa mengalami kurus, kurang gizi, rentan sakit, stunting, bahkan menurunkan
kemampuan kognitifnya.
Penyebab Gerakan Tutup Mulut Bayi
1.
Bayi Belum Terbiasa dengan Makanan
Selain ASI
Bayi yang mulai
memasuki MPASI baru mengalami masa peralihan dari makanan cair, yaitu ASI ke
makanan lunak. Beberapa bayi merasa makanan tersebut berbeda dari ASI yang
biasa dikonsumsinya. Hal tersebut dapat menyebabkan bayi Anda melancarkan aksi
GTM.
Peralihan tersebut
bukan hanya dari tekstur makanan. Selama 6 bulan pertama, bayi mengonsumsi
makanannya dengan cara mengisap. Menu MPASI menuntut cara makan yang berbeda,
sehingga ini perlu waktu bagi bayi untuk membiasakan diri.
2.
Bayi Masih Kenyang
Alasan bayi menutup
mulut pada saat diberikan makan juga bisa dikarenakan ia masih kenyang. Hal ini
terjadi karena ia baru saja mengonsumsi ASI hingga memenuhi perutnya. Tentu saja,
rasa kenyang akan membuat bayi enggan untuk makan dan ‘mengunci’ mulutnya.
3.
Bayi Sedang Tidak Nyaman atau
Sakit
Ada banyak hal yang bisa membuat bayi merasa tidak nyaman. Beberapa hal tersebut seperti kepanasan, mengantuk, rasa bosan, gatal, sakit, tumbuh gigi, popoknya penuh urine atau feses, dan lainnya.
Ketidaknyamanan
tersebut mengganggu nafsu makan bayi untuk makan. Akibatnya, bayi pun melakukan
GTM. Ia lebih menginginkan Anda untuk mengatasi penyebab yang membuatnya tidak
nyaman terlebih dahulu dan segera.
4.
Preferensi Tekstur Makanan
Kenapa bayi saya
masih GTM padahal sudah terbiasa dengan tekstur makanan selain cair (ASI)?
Tekstur lunak dan semi padat sudah diberikan secara rutin, tetapi gerakan tutup
mulut bayi masih terjadi.
Bisa jadi itu dikarenakan
ia cenderung pada salah satu tekstur makanan. Ini biasa terjadi pada bayi 8-9
bulan. Bayi di usia tersebut biasanya sudah mencicipi puree, bubur, nasi tim,
nasi lunak, dan makanan jari (finger food).
Beberapa bayi lebih
menyukai puree atau bubur, sehingga ia akan GTM ketika disajikan finger food
atau nasi lunak. Pun, GTM bayi bisa terjadi pada bayi yang diberikan puree
karena ia lebih menyukai makanan yang dipegang (finger food).
Bagaimana Cara Mengatasi GTM Bayi?
1.
Mengatur Waktu Makan
Aturlah jarak makan secara tepat. Upayakan untuk tidak memberikan ASI
atau susu mendekati waktu makan pagi, siang, dan sorenya.
2.
Porsi Kecil Tapi Sering
Memaksakan anak menghabiskan satu porsi besar justru mempersulit proses
belajar makan sang bayi. Sebaiknya beri ia makan dalam porsi kecil tapi
frekuensi lebih sering. Terapkan responsive feeding, yaitu makan dengan
memperhatikan kondisi mood si bayi. Jika bayi sudah menangis dan memberontak
makan dengan malas-malasan sebaiknya acara makan di lanjutkan di jam lain.
3.
Beri Dia Makanan yang bisa
dipegang dan dimakan sendiri
Karena sang anak hanya duduk diam disuapin dan tidak melakukan apa-apa,
sebaiknya beri dia finger food atau makanan yang bisa digenggam. Bunda bisa
kasih sayuran kukus atau biscuit bayi.
4.
Jangan Pernah Memaksa Anak Untuk
Makan
Kebiasaan yang beredar di masyarakat adalah kalau mau bayi sehat harus
makan yang banyak, seporsi besar harus habis. Tidak selamanya anak yang sehat
itu adalah anak yang gembul. Selama garis di KMS menunjuk pada kurva normal dan
DSA kalian menyatakan anak ibu sehat tidak kekurangan gizi, nggak perlu terpaku
pada tampilan gendut biar puas dan yakin anakmu sehat. Saat ngasih makan, nggak
cuma porsinya yang diperhatikan tapi juga kandungan nutrisinya. Saat anak malas
makan pun, sebaiknya jangan sekali-kali memaksakan anak makan. Kita bisa coba
lagi di jam lainnya atau menu lainnya
5.
Bersabar
Berbagai upaya apa pun bisa gagal jika Anda tidak memiliki kesabaran dalam memberi makan bayi. Oleh karena itu, memiliki kesabaran juga termasuk cara mengatasi anak GTM.
Itulah beberapa informasi penting terkait GTM bayi. Kini, Anda telah mengetahui penyebab dan cara mengatasi gerakan tutup mulut bayi. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dan si kecil!