Cara Mengatasi Ruam Popok Pada Bayi
Memakaikan popok pada
bayi merupakan keharusan, jika Bunda memiliki anak kecil. Ada berbagai macam
popok; popok cuci ulang seperti clodi minikinizz maupun popok sekali pakai
seperti yang ada di pasaran.
Sebagian besar orangtua
mungkin mulai memakaikan popok sekali pakai sejak bayinya berusia satu bulan. Bayi
yang baru lahir memiliki kulit yang sangat sensitif. Ruam dapat muncul pada
kulit bayi akibat pemakaian popok yang terlalu lama. Ruam dapat berupa
kemerahan atau kulit bersisik pada area popok atau di bagian bokong dan
selangkangan bayi.
Penyebab Ruam Popok
1. Popok yang
Lembab
Popok yang jarang
diganti dapat meningkatkan risiko bayi terkena ruam popok. Perlu Bunda ketahui,
urine yang tercampur dengan tinja pada popok bisa menyebabkan infeksi bakteri dan iritasi pada kulit bayi. Inilah
sebabnya, bayi yang popoknya sudah lembap namun jarang diganti rentan terkena ruam popok.
2. Popok yang
Terlalu Ketat
Popok yang terlalu
ketat bisa bergesekan dengan kulit bayi. Hal ini bisa menimbulkan iritasi, ruam
atau lecet pada kulitnya yang masih lembut dan tipis.
3. Makanan Baru
Pada usia 6 bulan,
bayi sudah mulai mendapat makanan pendamping ASI berupa asupan makanan padat. B
eberapa jenis makanan, seperti buah-buahan yang asam, bisa memengaruhi tinja
bayi sehingga mudah mengiritasi kulit di daerah bokong dan menimbulkan ruam.
Jika sebelum usia
tersebut bayi mengalami ruam popok, padahal dia hanya mengonsumsi ASI atau susu
formula, kemungkinan penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu.
4. Infeksi Bakteri
dan Jamur
Area bokong, paha, dan
alat kelamin yang kerap bersentuhan dengan popok, memiliki kondisi yang lembap
dan hangat. Hal ini memudahkan kulit di bagian tersebut rentan mengalami
infeksi bakteri atau jamur.
5. Iritasi Produk
Kebersihan Bayi
Penggunaan produk
perawatan kulit, seperti sabun, bedak, tisu basah, atau minyak, pada area popok
juga mungkin bisa mengiritasi kulit bayi.
6. Kulit Sensitif
Bayi yang menderita
masalah kulit, seperti eksim atau dermatitis atopik, akan lebih rentan
mengalami ruam popok.
7. Konsumsi Antibiotik
Tidak peduli bakteri
jahat maupun baik, keduanya dapat terbasmi oleh antibiotik. Nah,
ketika bayi diberi obat ini, bakteri baik pada kulit yang mampu mencegah
pertumbuhan jamur bisa ikut mati. Akibatnya, bayi dapat mengalami ruam popok
akibat infeksi jamur.
Ibu menyusui yang
mengonsumsi antibiotik juga membuat bayi yang disusuinya lebih berisiko untuk
mengalami ruam popok.
8. Bahan Seperti
Absorben Sintetik
Dalam popok sekali
pakai dan sabun bilas pembunuh kuman juga bisa menyebabkan iritasi.
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasi Ruam Popok?
Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok yang terlalu ketat.
2. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
3. Bersihkan dengan baik bagian kulit yang sering tertutup popok, terutama saat mengganti popok.
4. Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum memakaikan popok baru.
5. Hindari penggunaan bedak, karena bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi pada paru-paru bayi.
6. Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi, karena bahan kimia di dalamnya dapat memicu iritasi dan memperparah ruam.
7. Jika menggunakan popok kain, cucilah popok sampai bersih dan hindari penggunaan pewangi pakaian.
8. Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’. Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam popok akan makin rendah, dan penyembuhan ruam popok akan makin cepat.
9. Saat mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
10. Ibu juga dapat mengoleskan salep atau krim untuk ruam popok yang dijual bebas. Pilih krim yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly. Namun, hindari obat oles yang mengandung difenhidramin atau asam salisat, kecuali atas anjuran dokter.
11. Coba beralih ke popok kain clodi.
Jika ruam popok pada
bayi tidak kunjung membaik dalam waktu 2 hari atau justru bertambah parah meskipun sudah
ditangani dengan langkah-langkah di atas, sebaiknya periksakan bayi ke dokter
anak.
Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, biarpun ruam terlihat nyeri, tapi bisa sembuh tanpa perawatan dari dokter. Namun, Anda tetap harus pergi ke dokter, ketika ruam mulai menjadi infeksi. Tanda-tanda yang bisa Anda kenali dapat berupa:
- Demam
- Kemerahan yang amat sangat
- Bengkak
- Bernanah atau keluar cairan di sekitar area popok
- Ruam memburuk atau tidak hilang-hilang
- Ruam berkembang menjadi jamur dan infeksi ragi yang disebut candida
- Saat bayi Anda memperlihatkan tanda-tanda dia merasa sakit ketika memakai popok