Hamil di Usia 20 Tahunan, Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya
Jika Anda sudah memasuki gerbang pernikahan di usia belia, sebut saja 20 tahunan, itu adalah satu hal yang patut Anda syukuri. Di satu sisi, Anda memang berani “mengorbankan” masa muda Anda – yang kebanyakan orang mengisinya dengan memaksimalkan traveling untuk memperkaya wawasan dan pengalaman, juga mengejar karir setinggi-tingginya.
Di sisi lain, langkah hebat Anda untuk memutuskan menikah muda ini akan mendatangkan banyak keuntungan buat Anda sebagai seorang ibu yang mempunyai anak. Yang terbayang di awal adalah saat anak Bunda sudah besar nanti, Bunda masih berada di usia belum tua, jadi banyak waktu dan potensi kegiatan menyenangkan bersama yang bisa Bunda lakukan bersama anak.
Kelebihan Hamil di Usia 20 Tahunan
Keuntungan lainnya, masih banyak, terutama terkait dengan kondisi fisik keseluruhan Bunda. Yuk, kita simak bersama apa saja keuntungan yang didapat Bunda jika hamil di usia 20-an tahunan.
1. Ketahanan Fisik Bagus
Sebagai seorang ibu yang mempunyai bayi baru lahir, Anda dituntut untuk siap siaga bangun pada tengah malam untuk meng-handle bayi yang rewel karena haus, atau buang air, dan lain sebagainya. Bahkan harus bangun untuk beberapa kali. Sementara di pagi harinya Bunda pun harus beraktivitas penuh lainnya.
Kondisi inilah yang menjadi benefit Bundayang berusia belia, karena masih mempunyai ketahanan fisik yang masih bagus, jika harus dibandingkan dengan seseorang berusia 30 tahun atau 40 tahun, misalnya.
2. Risiko Keguguran Kecil
Statistik mencatat bahwa risiko keguguran pada wanita yang hamil di rentang usia 20 tahun adalah 10 persen. Sementara ibu hamil berusia 30 tahun awal risikonya 12 persen, dan ibu hamil usia di akhir 30 tahun berisiko keguguran 18 persen. Selanjutnya ibu hamil di awal 40 tahun meningkat risikonya menjadi 34 persen, dan ibu hamil usia 45 tahun mencapai angka risiko 53 persen.
3. Risiko Bayi Prematur Kecil
Wanita hamil berusia 20 tahunan juga kecil melahirkan bayi prematur. Begitu juga melahirkan bayi dengan bobot badan yang rendah.
4. Risiko Komplikasi Kehamilan Kecil
Wanita yang hamil di usia 20 tahunan secara fisik akan mengalami kehamilan yang lebih mudah. Di usia ini potensi terjadinya komplikasi kehamilan (seperti diabetes dan tekanan darah tinggi) dan masalah kandungan juga lebih kecil dibandingkan hamil di usia lebih tua.
5. Kualitas Sel Telur Optimal
Setiap wanita ditakdirkan memiliki sel telur, di mana jumlahnya akan menurun seiring bertambahnya usia. Kemampuan ovarium alias indung telur untuk melepaskan sel telur juga menurun. Semakin kecil sel telur yang dikeluarkan saat bayi lahir, akan berpotensi mengakibatkan kelainan-kelainan genetik pada bayi. Itulah mengapa melahirkan bayi di usia muda lebih bagus karena kualitas sel telurnya optimal.
6. Peluang Berhasil Hamil Lebih Besar
Kembali ke statistik yang mencatat bahwa wanita berusia 20 tahunan memiliki peluang berhasil hamil sebesar 33 persen di setiap siklusnya. Sementara wanita dengan usia 30 tahun potensi keberhasilan hamilnya menurun menjadi hanya 20 persen saja.
Usia 20 tahun secara biologis dianggap berada di usia puncak kesuburan dan kondisi fisiknya masih prima, sehingga risikonya lebih minim dibanding usia-usia di atasnya.
Kekurangan Hamil di Usia 20 Tahunan
Selain banyak keuntungan, hamil di usia 20 tahun juga ada kekurangannya. Berikut ini kekurangan yang mungkin saja bisa terjadi jika hamil di usia 20 tahunan, antara lain.
1. Mental Kurang Siap
Sebagai wanita muda, potensi merasa kurang siap menjadi seorang ibu dari seorang bayi adalah beban tersendiri. Beban secara fisik maupun emosional. Pengorbanan dan kesabaran yang dibutuhkan dari seorang ibu pemilik bayi itu yang belum sepenuhnya tumbuh pada wanita usia 20 tahunan.
2. Ekonomi Belum Mapan
Di usia 20 tahunan, kondisi keuangan keluarga baru tersebut pada umumnya belum mapan dan optimal. Pasangan muda biasanya baru mulai berkarir. Kondisi ini yang menjadi tantangan untuk wanita yang hamil di usia 20 tahunan.
3. Karir Lebih Sulit
Jalur karir profesional pada wanita muda yang sudah memiliki bayi akan lebih banyak rintangan dan hambatan jika dibanding wanita seusianya yang masih lajang. Ini faktanya. Peran suami akan lebih diandalkan di sini.
4. Hubungan Pasutri Tidak Intim
Pasangan muda yang sudah memiliki bayi akan mengalami perubahan dalam hal kedekatan dan keintiman keduanya. Pada kenyataannya pasangan muda-mudi ini menjadi jauh, karena perhatian si ibu muda akan cenderung tertuju dan tercurah ke si bayi ketimbang suaminya. Hal ini wajar dan seharusnya bisa dibicarakan dengan baik.
Nah, setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan hamil di usia 20 tahunan, Bunda akan merasa termotivasi dan mempersiapkan diri lebih baik untuk memaksimalkan keuntungan-keuntungan yang tergambar, serta meminimalkan potensi terjadinya kekurangan tersebut. Selamat mempersiapkan kehamilan di usia muda ya, Bun..