Panduan Toilet Training yang Wajib Bunda Ketahui
TOILET TRAINING, ternyata tidak mudah untuk dilakukan. Terlebih jika indikator suksesnya adalah kecepatan atau waktu yang dibutuhkan dalam menjalankan program toilet training itu. Tekanan ada di kedua belah pihak, yaitu Bunda sebagai penggerak program, dan si Kecil sebagai pelaku program dengan tuntutan target berhasil.
Terbukti banyak kisah cerita suka duka dari para Bunda saat menjalankan program toilet training, sampai-sampai mereka dikumpulkan dalam sebuah wadah komunitas toilet training. Selain curhat, ada jawaban, tanggapan, dan juga yang membagi pengalaman suksesnya.
Intinya untuk sukses menjalani program toilet training ini, Bunda memang perlu banyak belajar dan bertanya, baik bertanya secara langsung ke orang yang berpengalaman, atau berburu jawaban dan panduan dari internet.
Berikut adalah sejumlah pertanyaan yang paling banyak ditanyakan oleh para Bunda seputar program toilet training beserta jawaban yang cukup akurat dan layak terap. Bunda bisa menggunakannya sebagai panduan demi suksesnya toilet training yang akan atau sedang dijalankan. Minikinizz mengurutkan pertanyaan sesuai dengan banyaknya yang bertanya.
Toilet training dimulai umur berapa?
Dikutip dari Mayo Clinic – pusat kesehatan akademis nirlaba asal Amerika yang fokus menyediakan pelayanan, pendidikan, dan riset kesehatan terintegrasi – Bunda mulai menjalankan program toilet training saat usia si Kecil antara 1,5-2 tahun. Menjelang usia 1,5 tahun, si Kecil biasanya sudah mulai tertarik untuk melepas dan memakai pakaiannya sendiri.
Bagaimana memulai toilet training?
Setelah Bunda melihat tanda-tanda si Kecil sudah siap untuk toilet training, Bunda bisa mulai untuk:
- Jelaskan tentang adanya kebutuhan alami untuk melakukan buang air kecil (BAK, pipis) dan buang air besar (BAB, pup).
- Jelaskan tentang kebersihan yang harus dijaga.
- Sebaliknya, pahamkan tentang akibat dari aktivitas BAK dan BAB, yaitu kotor, bau, dan sumber penyakit.
- Kenalkan si Kecil dengan toilet dan closet.
- Siapkan perlengkapan toilet training, seperti training pants, potty toilet, hingga perlak.
- Jadwalkan toilet training. Minta si Kecil untuk duduk di potty toilet setiap bangun tidur pagi, bangun tidur siang, dan menjelang tidur malam.
- Bantu si Kecil untuk menyadari dan terbiasa dengan tanda/gejala akan buang air. Jika ada gejala itu, langsung diajak ke toilet.
Berapa lama masa toilet training berhasil?
Proses belajar pada program toilet training ini memang membutuhkan waktu yang bertahap, tidak bisa instan. Jika sebelumnya Bunda sudah membiasakan sehingga si Kecil terbiasa, maka toilet training bisa ditempuh dalam waktu hanya sekitar 3 bulan saja.
Kuncinya adalah kesabaran dan tetap semangat di Bunda untuk terus membimbing si Kecil bisa ke toilet sendiri. Jika di minggu pertama belum berhasil, mungkin saja karena si Kecil belum siap. Tidak perlu memaksakan. Bunda bisa jeda sejenak, dan memulai lagi programnya dari awal.
Apa yang dimaksud dengan toilet training?
Toilet training adalah upaya atau program untuk melatih anak agar mampu mengontrol keinginan untuk BAK dan BAB secara benar dan teratur. Proses ini membutuhkan bimbingan dan pendampingan yang intensif dari orangtua, khususnya Bunda.
Berapa jam sekali anak buang air kecil?
Setiap 1-2 jam sekali, tanyai si Kecil apakah terasa ingin BAK, dan ajak ke toilet jika jawabannya ingin. Ini dalam kondisi terjaga. Bunda harus menggiringnya ke toilet setiap kali si Kecil menjelang tidur, bangun tidur, atau setelah si Kecil banyak minum.
Bagaimana cara agar anak mau BAB di WC?
Sangat umum anak-anak menahan buang air, terlebih BAB. Akibatnya, tak jarang mereka mengalami sembelit. Rasa sakit inilah yang semakin mendorong mereka untuk menahan BAB.
Bunda harus terus membujuk dan meyakinkan bahwa BAB itu tidak menyakitkan. Berikan obat pelunak pup jika masih terjadi mogok ke WC.
Ada trik jitu agar mau BAB di WC:
- Biarkan si Kecil duduk di closet, masih dengan popok yang terpakai
- Biarkan ia BAB di popoknya
- Setelah beberapa kali, dudukkan di closet, tapi lepas popoknya sebelum BAB
- Bunda tetap mendampingi, sampai ia merasa nyaman di atas closet tanpa popok.
Sebutkan apa saja tanda tanda toilet training
Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda di bawah ini, baik tanda berupa perilaku maupundan juga tanda kondisi, itu artinya ia sudah siap menjalani program toilet training.
Tanda perilaku si Kecil, antara lain:
- Dapat duduk tenang di posisi yang sama, dalam waktu 2-5 menit.
- Dapat menarik pantatnya ke atas dan ke bawah.
- Merasa tidak betah memakai popok.
- Tertarik dengan kegiatan di kamar mandi. Tertarik dan mengikuti saat ada orang hendak ke kamar mandi.
Tanda kondisi, antara lain:
- Popok kering saat si Kecil bangun tidur.
- Popok masih kering setelah 2-3 jam pemakaian.
- Si Kecil sudah mampu duduk dengan tegak.
- Si Kecil sudah bisa menunjukkan ekspresi dan gestur aneh saat menahan ingin BAK atau BAB.
- Sudah tidak BAB di popok pada malam hari.
Toilet training sebaiknya diajarkan pada tahap perkembangan apa?
Toilet training pada anak usia toddler (12-36 bulan, alias 1-4 tahun) merupakan usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol melakukan BAK dan BAB. Toilet training secara umum dapat diterapkan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian pada anak. Setiap anak bisa berbeda-beda usianya.
Apa itu tatur bayi?
Tatur atau istilah kerennya Elimination Communication (EC) adalah komunikasi antara orangtua atau pengasuh dengan bayi (usia 0–18 bulan) untuk bisa BAK dan BAB di toilet. Bayi diajak untuk buang air di tempat yang tepat, bukan di pakaian atau popok.
Pertanyaan-pertanyaan di atas pasti sering atau setidaknya pernah juga menjadi pertanyaan Bunda, kan? Nah, setelah mengetahui jawaban-jawabannya, Bunda bisa semakin mantap dalam menjalankan program toilet training untuk si Kecil. Pastikan untuk melengkapi program dengan training pants dan perlak multifungsi Minikinizz agar indikator suksesnya lebih cepat tercapai. Semangat toilet training, Bund!