[Mitos] Benarkah Bayi “Bau Tangan” Akibat Sering Digendong?
Bunda, terutama yang baru saja melahirkan, pasti sering mendengar kata-kata pesan dari orang tua, salah satunya bahwa jika terlalu sering menggendong bayi, maka si bayi bisa “bau tangan”. Benarkah begitu?
Bau tangan di sini bukan bau aroma dari tangan Bunda yang sering menggendong ya. Bukan berarti badan bayi akan bau aroma bawang merah karena Bunda sering beraktivitas memasak di dapur. Arti dari bau tangan adalah anak menjadi cenderung manja, alias sedikit-sedikit minta digendong. Begitu maksudnya.
Please, Bunda jangan percaya begitu saja. Ini adalah mitos, di antara mitos-mitos lain seputar perawatan bayi, yang banyak berseliweran. Dari pada kepikiran, mending mari kita bicara faktanya saja.
Fakta dan Tips Menggendong Bayi
Faktanya, mengendong bayi itu adalah kegiatan yang bersinggungan langsung dengan emosi. Ini sangat bagus untuk meningkatkan keintiman dan ikatan antara Bunda dan si Kecil. Tentu saja bayi sangat butuh perhatian berupa sentuhan-sentuhan fisik, terlebih itu hadir dari ibunya.
Satu sisi memang ada benarnya jika bayi akan cenderung menjadi manja dan “lemah” jika sebentar-sebentar digendong. Bayi akan selalu merasa dilindungi.
Ada tips-nya agar bayi tidak jadi manja gara-gara digendong. Saat bayi menangis, Bunda biarkan saja dulu, jangan buru-buru menggendong untuk menenangkannya. Bunda bisa mengecek apakah ada sesuatu yang membuatnya kesakitan, sesuatu yang membuatnya takut, merasa risih karena popoknya penuh, mengantuk, atau waktunya menyusu, atau apa.
Setelah ketemu masalahnya, Bunda atasi masalah tersebut, sembari menyebutkannya di depan bayi, anggap saja dia mengerti. Setidaknya, bayi bisa memetik pelajaran dari sana.
Sebaliknya jika Bunda langsung menggendongnya, bayi akan menganggap setiap kali ketemu masalah, akan ada sosok pelindung yang datang untuk membantu. Akibatnya, sebelum ada si penolong itu, bayi akan terus meraung-raung dalam tangisnya. Begitulah bayi.
Mitos Seputar Perawatan Bayi Lainnya
Selain mitos sering digendong membuat bayi cenderung manja, banyak mitos lainnya yang juga masih banyak dipercaya oleh sebagian orang tua, tanpa mengetahui kebenarannya. Berikut mitos seputar perawatan bayi lainnya:
Bayi Tidak Boleh Dibawa Keluar Rumah Sebelum Usia 40 Hari
Mitos bahwa bayi yang belum berumur 40 hari tidak boleh dibawa keluar rumah oleh orang tuanya. Satu-satunya yang menjadi pengecualian untuk bisa dibawa pergi adalah untuk kebutuhan berobat, imunisasi, atau berjemur.
Sama seperti bayi sering digendong, tidak sepenuhnya mitos yang salah, sebagian ada benarnya. Alasan yang mendasarinya adalah bayi yang umurnya belum ada 40 hari itu sangat rentan tertular penyakit yang berasal dari luar, karena antibodi yang dimilikinya belum terbentuk secara sempurnya.
Jadi, bayi “under-40-day” itu akan lebih aman berada di rumah saja. Sabar ya Bund, nanti begitu menginjak umur 41 hari, silakan deh..
Rambut Bayi Dicukur Terus Agar Tumbuh Lebat
Banyak juga yang bilang bahwa mencukur habis rambut bayi itu bisa membuat rambut bayi tersebut akan tumbuh subur dan lebat nantinya. Padahal nggak ngaruh!
Lebat atau tipisnya rambut seseorang itu dipengaruhi oleh faktor genetik dari orangtuanya. Jadi sering mencukur tidak akan berpengaruh ke pertumbuhan rambutnya.
Justru yang patut dijadikan concern Bunda dan Ayah adalah saat mencukur habis (botak) rambut bayi, alat cukur yang digunakan haruslah steril dan cara mencukurnya harus perlahan-lahan. Jika tidak, hal ini bisa membuat kulit kepala bayi terluka dan alergi.
Cubit Hidung Bayi Biar Mancung
Biasanya orangtua yang menyadari bayinya terlahir dengan hidung mungil (baca: pesek), akan mengikuti anjuran untuk mencubit hidungnya, agar lebih muncul (baca: mancung). Does it work?
Padahal mancung tidaknya hidung bayi itu jelas-jelas menurun secara genetik dari orangtuanya. Justru jika mencubitnya terlalu sering atau terlalu keras, bisa membuat bayi merasa kesakitan dan tidak nyaman. Jadi jangan diteruskan ya.
Uang Koin Mencegah Pusar Bayi Bodong
Setelah lahiran 3-7 hari, bayi mulai puput tali pusar, biasanya disarankan untuk mengganjal pusar bayi dengan koin alias uang logam yang dilapisi kain kasa. Ceritanya ini untuk mencegah pusar bayi bodong. Ada-ada saja ya.
Padahal faktanya bayi berpusar bodong itu ada 2 kemungkinan, pertama akibat kelahiran prematur, dan yang kedua adalah faktor genetik. Nah sebelum menyalahkan keadaan, coba mari cek pusar Bunda dan Ayah, apakah ada yang bodong?
Cabe rawit untuk membentuk lesung pipi
Dimple atau yang biasa disebut lesung pipi, dan kadang disebut juga lesung pipit, memang menjadikan pemiliknya lebih menarik dan menggemaskan. Orangtua tentu mengharap bayinya dilengkapi lesung pipi yang menghiasi wajah lucunya, terutama saat bayi tersenyum.
Demi mendapatkannya, banyak yang memanfaatkan cabe rawit dengan cara menusukkan ujungnya ke pipi bayi. Harapannyatusukan itu membekas menjadi lesung pipi permanen.
Tentu saja cara tersebut adalah mitos belaka, tidak masuk akal. Sejatinya, lesung pipi terjadi karena adanya gerakan susunan otot di bagian wajah, khususnya di pipi. Susunan otot tersebut membentuk lekukan sehingga terjadilah lesung pipi ketika otot bergerak.
Nah, Bunda meyakini atau setidaknya “pernah percaya”dengan mitos yang mana ya? Atau ada lagi treatment mitos lain untuk si Kecil?