facebook pixel

Saatnya Beralih ke Popok Bayi Ramah Lingkungan

Main Image: Saatnya Beralih ke Popok Bayi Ramah Lingkungan

Menengok kasus terkait issue lingkungan hidup yang menimpa warga Surabaya, Jawa Timur, pada umumnya, dan mereka yang tinggal di sekitar Kali Surabaya (bagian hilir dari Sungai Brantas), pada khususnya, menyadarkan kita semua bahwa limbah berupa popok bayi sekali pakai tidak bisa dipandang sebelah mata. 

Disinyalir ada 750.000 warga yang mengenakan popok bayi sekali pakai untuk bayi-bayi mereka. Dalam sehari rata-rata menganti 4x popok, sehingga ada 3 juta popok bayi bekas siap buang setiap harinya. Bagaimana dengan sebulan, setahun, dan hingga selama si bayi menggunakan popok? Lalu disusul generasi bayi berikutnya. 

Kondisi ini diperparah dengan kurangnya edukasi pada warga pemilik bayi yang mendorong mereka membuang popok bekas beserta kotoran yang ditampungnya itu ke sungai. Ini tak lepas juga dari adanya mitos yang beredar dan diyakini turun-temurun.

Sebagian besar orang tua pemilik bayi meyakini bahwa popok bekas bayi tersebut tidak boleh terkena api atau panas, yang bisa berdampak buruk ke kesehatan si bayi, terutama pada kulitnya. Mereka pun menghindari membuang popok ke tempat sampah, karena khawatir sampah tersebut akan dibakar. Mereka lebih memilih membuangnya ke sungai karena agar bayi merasa sejuk. Mitos itulah yang diyakini warga.


Popok Sekali Pakai Sumber Limbah

Mengutip dari data World Bank tahun 2017, tercatat bahwa popok bayi sekali pakai telah memberikan andil sebagai sampah terbesar nomor dua setelah plastik. Secara persentase popok sekali pakai ini mencapai angka 22 persen dari keseluruhan sampah. Rekor tertingginya masih dipegang sampah plastik, yaitu sebesar 44 persen.

Limbah sampah yang sudah menggunung ini menebar ancaman serius terhadap kesehatan para penduduk yang mengandalkan sumber air dari sungai tersebut. Ini belum bicara tentang ancaman potensi banjir yang diakibatkan sampah yang tidak bisa terurai. 

Popok bayi sekali pakai ini terbuat dari bahan sintetik buatan. Bahan ini masuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun berupa SAP (super absorben polymer). Material ini yang susah terurai dengan tanah.   

Tak tanggung-tanggung, untuk bisa terurai sempurna, popok sekali pakai ini butuh waktu sekitar 500 tahun! Bisa terurai lebih cepat, asalkan terus-menerus terpapar sinar matahari dan oksigen. 

Selain manusia yang mengonsumsi air sungai ini, bagaimana pula nasib makhluk hidup lain yang tinggal di sungai? Akibat tergenang air dalam waktu lama, material SAP bisa berubah menjadi semacam gel yang akan dikonsumsi oleh ikan dan makhluk hidup lainnya di sungai. Gel akan berubah menjadi zat karsinogenik penyebab kanker, yang akan mengendap di tubuh manusia saat ikan dikonsumsi.


Saatnya Beralih ke Popok Kain

Memang, para orang tua lebih banyak memilih menggunakan popok sekali pakai untuk bayi mereka karena alasan kepraktisan, terutama saat digunakan selama bepergian. Bunda tidak perlu repot-repot mencuci dan membersihkan kotoran yang menempel di popok tersebut. Tinggal buang, lalu ganti yang baru.

Namun sebagian orang tua lainnya lebih memilih menggunakan popok kain yang bisa dipakai berkali-kali setelah dibersihkan atau istilahnya adalah reusable. Pertimbangan pertama adalah kesehatan, dan pertimbangan kedua adalah penghematan. Ya, cukup beli popok beberapa saja, tapi bisa dipakai sampai si bayi tak memerlukannya lagi. Bahkan bisa digunakan untuk adiknya nanti.

Selain dua pertimbangan itu, ada pertimbangan ketiga, yaitu popok kain tidak menyebabkan limbah sampah berbahaya. Produk ini digunakan dalam waktu lama, sehingga tidak menjadi sampah di sungai yang menjadi penyebab terjadinya bencana banjir. Alasan-alasan itulah yang menjadikan popok kain bayi ini sebagai popok bayi ramah lingkungan.  

Salah satu popok kain bayi yang direkomendasikan adalah produk popok clodi dari Minikinizz. Popok kain cuci ulang berstandar SNI di Indonesia ini dirancang dalam bentuk celana dengan aneka pilihan desain lucu dan warna-warni ceria yang pasti disukai si kecil.

Popok clodi Minikinizz ini dibuat dari bahan berkualitas dengan kemampuan menyerap dan menampung cairan cukup banyak sehingga lebih lama bertahan. Popok clodi Minikinizz juga dilengkapi kancing untuk memudahkan dalam pemasangan. Popok kain reusable ini dianggap lebih aman untuk kulit bayi karena bebas dari bahan kimia (zat warna azo). 

Berikan yang terbaik untuk si kecil. Baik untuk bayi karena kualitasnya, baik untuk Bunda karena hemat biaya, dan juga baik untuk lingkungan sekitar karena ramah lingkungan.


Share this Post:
Whatsapp Telepon SMS